LAPORAN KELOMPOK TUTORIAL
SKENARIO 2 BLOK 4
JUDUL: KONSEP PENGKAJIAN DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
THALASEMIA
OLEH
KELOMPOK IX
|
PERTEMUAN 1
|
NAMA LENGKAP
|
NIM
|
KETUA
|
Fajar Abrori
|
20120320090
|
SEKERTARIS
|
Wildayanti M Djen
|
20120320123
|
|
|
|
PERTEMUAN 2
|
|
|
KETUA
|
Wildayanti M Djen
|
20120320123
|
SEKERTARIS
|
Fajar Abrori
|
20120320090
|
|
|
|
ANGGOTA
|
Dimas Wardiyono
|
20120320019
|
|
Indah Resky A
|
20120320020
|
|
Anisa Fauziah Hanum
|
20120320053
|
|
Mentari Kusuma Rini
|
20120320054
|
|
Novia Ratnawati
|
20120320160
|
|
Defia Nur Astuti
|
20120320161
|
|
Erra Irhamni
|
20120320185
|
|
Risni septia Utami
|
20120320089
|
FAKULTAS
KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPEREWATAN
TAHUN 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.
SKENARIO
A 20
years old boy is diagnosed with thalasemia. According to the interview
conducted by a nurse, it was found that
the client complaints fatigue, her face look pale and her skins look jaundice.
From the physical examination showed that there was spenomegali, the nurse also
found a dark yellow colour of the urin. Laboratory examination showed that Hb:
8 g/dl, Ht 14,6 % RBC : 480.000/. the client accept PRC blood blood
transfusion. The nurse gives an education about nutrition for patient with
thalasemia. Exept having medication from the hospital the client also get
acupuntur therapy . families resigned to the chlid’s condition.
II.
TUJUAN
Tujuan dari tutorial ini adalah
memahami majament asuhan keperawatana untuk klient dengan thalasemia .
BAB II
METODE DAN PEMBAHASAN
1.
LANGKAH 1
1.
Spenomegali
2.
Ht
3.
RBC
4.
PRC
5.
Thalasemia
6.
Terapi akupuntur
7.
Fatigue
8.
Jaundice
1. Spenomegali
Ø
Gejala khas malaria
Ø
Pembesaran limfa
Ø
Sel-sel mati
2. Ht
Ø
Kadar hemoglobin
3. RBC
Ø
Red blad circulation
4. PRC
Ø
Pacted rad cell
5. Terapi akupuntur
Ø
Penyakit yang menyerang darah
Ø
Penyakit keturunan
Ø
Ketidakadaan salah satu rantai
hemoglobin
Ø
Kelainan darah rusaknya sel
darah merah
6. Terapi akupuntur
Ø
Pengobatan yang merangsang
titik- titik akupuntur
Ø
Pengobatan untuk melancarkan
darah keseluruh tubuh
7. Fatigue
Ø
Penyakit kelelahan
Ø
Kondisi tubuh terasa keletihan
8.
Jaundice
Ø
Penyakit kuning
2.
LANGKAH 2
1.
Masalah kesehatan / komplikasi pada
thalasemia ?
2.
Nutrisi yang diberikan pada
penderita thalasemia ?
3.
Apa penyebab thalasemia ?
4.
Dampak –dampak transfuse darah
?
5.
Mengapa anak mengalami antigue
dan apa hubungan thalasemia ?
6.
Apakah ada obat herbal untuk
mengobati thalasemia ?
7.
Mengapa orang yang mengalami
thalasemia dan juga spenomegali?
8.
Fungsi terapi akupuntur ?
9.
Bagaimana cara mengenali
penyakit thalasemia pada anak berumur 2 tahun?
10.
Apa penyebab kulit kuning pada
thalasemia ?
11.
Jenis-jenis thalasemia ?
12.
Cara pencegahan thalasemia ?
13.
Mengapa pada penderita
thalasemia pada transfuse PRC ?
14.
Apakah thalasemia ada hubungan
kondisi anak dengan orang tua ?
3. LANGKAH 3.
1.
Masalah kesehatan /
komplikasi pada thalasemia ?
Ø
Masalah kesehatannya . : Bibirnya pecah-pecah , lesuh ,pucat , sering terkena radang
tenggorokan .
Ø
Komplikasi pada thalasemia : gagal jantung , pubertas terlambat, spenomegali
2. Nutrisi yang diberikan
pada penderita thalasemia ?
Ø
B₁₂ sama asam folat
Ø
Makan makanan yang mengandung
kekurangan zat besi .
Ø
Menghindari makanan yang asam
3.
Apa penyebab thalasemia ?
Ø
Karena keturuan gen
Ø
Karena penyakit anemia
Ø
Ketidakseimbangan antara
protein A dan B
4. Dampak –dampak transfuse
darah ?
Ø
zat besi yang berlebihan
terkumpul yang tertumpuk ke otot jantung .
5. mengapa anak mengalami
antigue dan apa hubungan thalasemia ?
Ø
karena akibat dari thalasemia
Ø
hubungannya karena ada masalah
pada sel darah merah.
6. Apakah ada obat herbal
untuk mengobati thalasemia ?
Ø
Ada
7. Mengapa orang yang
mengalami thalasemia mengalami spenomegali. ?
Ø Mengalami gangguan jantung dan hati
Ø Karena limfa bekerja lebih keras.
Ø Karena terlalu banyak sel darah merah yang rusak.
Ø Limfa mengalami koengesti hitam menjadi keras.
Ø Limfa menjadi terminal.
8.
Fungsi terapi akupuntur ?
Ø Untuk menghilangkan rasa keletihan.
9.
Bagaiman cara mengenali penyakit thalasemia pada anak berumur 2
tahun ?
Ø Tidak nafsu makan
Ø Kecapean
10.
Apa penyebab kulit kuning pada thalasemia?
Ø Timbulnya bililubin dalam
darah
11.
Jenis thalasemia ?
Ø Thalasemia mayor
Ø Thalasemia minor.
Ø Thalasemia alfa
Ø Thalasemia beta .
12.
Cara pencegahan thalasemia ?
Ø Pencegah sebelum menikah
Ø Setelah menikah
13.
Mengapa pada penderita thalasemia pada transfuse PRC ?
Ø Karena penderita membutuh zat besi
14. Apakah thalasemia ada
hubungan kondisi anak dengan orang tua ?
Ø Ada.
4.
LANGKAH 4 (analyzing the
problem)
1.
Gagal jantung karena terlalu melakukan transfuse.
·
Oksigen rendah sehingga tidak sampai ke jantung.
·
Masalah kesehatannya . : Bibirnya pecah-pecah , lesuh ,pucat , sering terkena radang
tenggorokan .
·
Komplikasi pada thalasemia : gagal jantung , pubertas terlambat, spenomegali.
2.
yaitu
Ø
B₁₂ sama asam folat
Ø
Makan makanan yang mengandung
kekurangan zat besi .
Ø
Menghindari makanan yang asam
3.
Penyebab thalasemia yaitu Penyebab anemia pada thalasemia
bersifat primer dan sekunder. Penyebab primer adalah berkurangnya sintesis Hb A
dan eritropoesis yang tidak efektif disertai penghancuran sel-sel eritrosit
intrameduler. Penyebab sekunder adalah karena defisiensi asam
folat,bertambahnya volume plasma intravaskuler yang mengakibatkan hemodilusi,
dan destruksi eritrosit oleh system retikuloendotelial dalam limfa dan hati
4.
dampak
transfuse darah yaitu zat besi yang
berlebihan terkumpul yang tertumpuk ke otot jantung .
5.
anak yang mengalami antigue itu karena
akibat dari thalasemia , hubungannya karena ada masalah pada sel darah merah .
6.
obat herbal yang mengobati thalasemia
itu ada yaitu sianus spirulina tripang dan
susu kambing
7.
orang yang mengalami
thalasemia mengalami spenomegali yaitu
Ø Mengalami gangguan jantung dan hati
Ø Karena limfa bekerja lebih keras.
Ø Karena terlalu banyak sel darah merah yang rusak.
Ø Limfa mengalami koengesti hitam menjadi keras.
Ø Limfa menjadi terminal.
8.
Fungsi terapi akpuntur yaitu Untuk menghilangkan rasa keletihan
9.
Cara mengenali penyakit
thalasemia pada anak umur 2 tahun itu
1)
Nasfu makan berkurang
2)
Kecapean
10. Apa penyebab kulit kuning
pada thalasemia?
Ø Timbulnya bililubin dalam
darah
11.
Jenis thalasemia itu di bagi
menjadi 2 yaitu
1)
Thalasemia alfa dan
2)
Thalasemia beta
12.
Cara pencegahan thalasemia
yaitu . sebelum menikah , sesudah menikah
13.
Karena penderita membutuh
banyak zat besi
14.
Ada karena thalasemia diturunkan
pada orang tua dan juga itu sebagai turunan
E. LANGKAH 5 (LO)
1. Defenisi
thalasemia ?
2.
Penyebab dari thalasemia ?
3.
Menifestasi klinis?
4.
Pathofisiologi thalasemia ?
5.
Penatalaksanaan thalasemia ?
6.
Pemeriksaan medis.?
7.
Pemeriksaan penunjang ?
8. Askep
thalasemia ?
9. Teknik
akupuntur?
10.
Obat-obatan : tripang , susu kambing, cyano spirulina ?
11. IRK
F LANGKAH 6
1. Definisi Thalasemia
?
Ø merupakan
penyakit anemia hemolitikdimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam
pembluh darah sehingga umur erirosit menjadi pendek ( kurang dari 100 hari ).
Ø Thalasemia
merupakan penyakit anemua hemolitik herediter yang diturunkan
secara resesif, secara molekuler dibedakan menjadi thalasemia alfa dan beta,
sedangkan secara klinis dibedakan menjadi thalasemia mayor dan minor (
Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran, 2000 : 497 )
Ø Thalassemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat
dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang
membentuk hemoglobin.
2.
Penyebab
dari thalasemia ada dua yaitu Penyebab primer adalah berkurangnya sintesis Hb A dan eritropoesis yang
tidak efektif disertai penghancuran sel-sel eritrosit intrameduler. Penyebab sekunder adalah karena defisiensi asam
folat,bertambahnya volume plasma intravaskuler yang mengakibatkan hemodilusi,
dan destruksi eritrosit oleh system retikuloendotelial dalam limfa dan hati
3.
Menifestasi
klinis ?
ü Pucat
ü Kelemahan
ü Anorexia
ü Diare
ü Penipsan
kortex tulang panjang , tangan dan kaki.
ü Penealan
tulang karnial
4.
Phatofisiologi thalasemia ?
ü Akibat
tidak adanya sintesis satu rantai globin adalah hemoglobin intraselular rendah
( hipokromia) dan relative kelebihan rantai lain.
ü Penyebab
anemia pada thalasemia bersifat primer dan sekunder. Penyebab primer adalah berkurangnya sintesis hb A dan
eritropoesis yang tidak efektif disertai penghancuran sel-sel eritrosit
intrameduler.
ü Penyebab sekunder
adalah karena defesiensi asama folat , bertambahnya volume plasma intravascular
yang mengakibatkan hemodilusi , dan desktruksi eritrosit oleh system
retikuloendotelial dalam limfa dan hati.
5.
Penatalaksanaan
thalasemia di bagi menjadi 3 yaitu medikamrntoda, bedah
,dan tupurutif.
ü Medikementosa
.
·
Pemberian iron chelating agen
(desferoxamine): diberikan setelah kadar feritin serum sudah mencapai 1000 mg/I
atau sekitar 10-20 kali transfuse darah.
·
Vitamin C 100-250 mg/hari selama
pemberian kelas besi, untuk meningkatkan efek kelasi besi.
·
Asam folat 2-5 mg/hari untuk memenuhi
kebutuhan yang meningkat.
·
Vitamin E 200-400 IU setiap hari
sebagai antioksida dapat perpanjang umur sel darah merah.
ü Bedah .
·
Splektonomi dengan indaksi :
·
Limpa yang terlalu besar ,
sehinggah membatasi gerak penderita, menimbulkan peningkatan tekanan
intraabdominal dan bahaya terjadi rupture.
·
Tranplantasi sumsum tulang
telah member harapan baru bagi penderita thalasemia dengan dari seribu
penderita thalasemia mayor berhasil tersembuhkan dengan tanpa ditemukannya
akumulasi besi dan hepatossplenomegali.
ü Tupurutif
·
Transfuse darah:
·
Hb penderita thalasemia
dipertahankan antara 8 g/dl -9,5 g/ dl . dengan keadaan ini akan memberikan
sepresi sumsum tulang yang adekuat , menurunkan tingkat stimulasi besi, dan
dapat mempertahankan pertumbuhan tingkat akumulasi besi dan dapat
mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan penderita .pemberian darah dalam
bentuk PRC 3 ml/kg BB untuk setiap kenaikan 1 g/dl.
6.
Pemeriksaan medis :
ü Splenomegali pemeriksaan fisik atau USG
ü Kolelintiasis : USG / CT scan
ü Hemopoiesis ekstramedular : foto rontgrn ( X ray
ü Kelainan tulang ; X ray . MRI
ü Thrombosis (DVT, Stroke APS): USG duplex, angingrafi, hemostasis.
ü Kelainan jantung : Eko kardiografi atau T2*MRI .
ü Kelainan hati: LIC /liver iron concentration (biopsy atau T2* MRI )
7.
Pemeriksaan penunjang
ü Darah : pemeriksaan darah yang dilakukan pada pasien yang dicurigai
menderita thalasemia yaitu :
1.
Darah rutin
·
kadar hemoglobin menrun . dapat
ditemukan penurunan jumlah leukosit, ditemukan pula peningkatan dari sel PMN.
·
Hitung retikulosit. : hitung
retikulosit meningkatkan antara 2-8 % .
·
Gambar dara tepi : anemia pada thalasemia mayor mempunyai
sifat mikrositik hipokrom.
·
Serum iron dan total iron
binding capacity. Kedua pemeriksaan dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan
anemia terjadi kerena defesiensi besi.
·
Tes fungsi hepar : kadar
unconjugated birilubin akan meningkatkan 2-4% .
2.
Elektrofolesis Hb : diagnose
difinitif ditegakkan dengan pemeriksaan elektroforesis hemoglobin.
3.
Pemeriksaan susum tulang : pada
sumsum tulang akan tampak suatu proses eritropoesis sangat aktif sekali.
4.
Pemeriksaan rontgen: ada
hubungan erat antara metabolism tulang dan eritropoesis.
8.
Asuhan keperawatan thalasemia
ü
Pengkajian
·
. Pengkajian fisik
a. melakukan pemeriksaan fisik
b. kaji riwayat kesehatan, terutama yang berkaitan dengan anemia (pucat, lemah, sesak, nafas cepat, hipoksia, nyeri tulang, dan dada, menurunnya aktivitas, anorexia, epistaksis berlang )
c. Kaji riwayat penyakit dalam keluarga.
2. Pengkajian umum
a. Pertumbuhan yang terhambat
b. Anemia kronik
c. Kematangan sexual yang tertunda.
3. Krisis vaso Occlusive
a. Sakit yang dirasakan
b. Gejala yang dirasakan berkaitan denganischemia daerah yang berhubungan:
- Ekstrimitas : kulit tangan dan kaki yang mengelupas disertai rasa sakit yang menjalar.
- Abdomen : terasa sakit
- Cerebrum : troke, gangguan penglihatan.
- Liver : obstruksi, jaundice, koma hepaticum.
- Ginjal : hematuria
c. Efek dari krisis vaso occlusive adalah:
• Cor : cardiomegali, murmur sistolik.
• Paru – paru : ganguan fungsi paru, mudah terinfeksi.
• Ginjal : Ketidakmampuan memecah senyawa urine, gagal ginjal.
• Genital : terasa sakit, tegang.
• Liver : hepatomegali, sirosis.
• Mata :Ketidaknormalan lensa yang mengakibatkan gangguan penglihatan, kadang menyebabkan terganggunya lapisan retina dan dapat menimbulkan kebutaan.
• Ekstrimitas : Perubahan tulang – tulang terutama menyebabkan bungkuk, mudah terjangkit virus Salmonella, Osteomyelitis.
G. Diagnosa Keperawatan:
1. Perubahan perfusi jaringan b.d berkurangnya komponen selular yang penting untuk menghantakan oksigen murni ke sel.
2. Intoleransi aktivitas b.d tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplay oksigen.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang selera makan.
4. Koping keluarga inefektif b.d dampak penyakit anak terhadap fungsi keluarga.
H. Fokus intervensi
1. Tingkatkan oksigenasi jaringan, pantau adanya tanda – tanda hipoksia, sianosis, hiperventilasi, peningkatan denyut apex, frekwensi nafas dan tekanan darah.
2. Berikan periode istirahat yang sering untuk mengurangi pemakaian oksigen.
3. Pantau peggunaan produk darah, kaji tanda reaksi transfusi ( demam, gelisah, disritmia jantung, menggigil, mual, muntah, nyeri dada, urine merah / hitam, sakit kepala, nyeri pinggang, tanda – tanda shock / gagal ginjal ).
4. Pantau adanya tanda – tanda kelebihan cairan sirkulasi ( duispnea, naiknya frekwensi pernafasan, sianosis, nyeri dada, batuk kering )
5. Minimalkan atau hilangkan nyeri.
6. Cegah infeksi, kaji tanda infeksi, demam, malaise, jaringan lunak dan limfonodus meradang / bengkak.
7. Pantau tanda komplikasi : Kolaps vaskuler dan shock, splenomegali, infark tulang dan persendian, ulkus tungkai, stroke, kebutaan, nyeri dada, dispnea, pertumbuhan dan perkembagan yang tertunda.
8. Berikan penjelasan kepada anak sesuai usia dan tentang prosedur perawatan di rumah sakit.
9. Beri dukungan kepada anak dan keluarga.
10. Anjurkan anggota keluarga melakukan screening BBL dan anggota keluarga
a. melakukan pemeriksaan fisik
b. kaji riwayat kesehatan, terutama yang berkaitan dengan anemia (pucat, lemah, sesak, nafas cepat, hipoksia, nyeri tulang, dan dada, menurunnya aktivitas, anorexia, epistaksis berlang )
c. Kaji riwayat penyakit dalam keluarga.
2. Pengkajian umum
a. Pertumbuhan yang terhambat
b. Anemia kronik
c. Kematangan sexual yang tertunda.
3. Krisis vaso Occlusive
a. Sakit yang dirasakan
b. Gejala yang dirasakan berkaitan denganischemia daerah yang berhubungan:
- Ekstrimitas : kulit tangan dan kaki yang mengelupas disertai rasa sakit yang menjalar.
- Abdomen : terasa sakit
- Cerebrum : troke, gangguan penglihatan.
- Liver : obstruksi, jaundice, koma hepaticum.
- Ginjal : hematuria
c. Efek dari krisis vaso occlusive adalah:
• Cor : cardiomegali, murmur sistolik.
• Paru – paru : ganguan fungsi paru, mudah terinfeksi.
• Ginjal : Ketidakmampuan memecah senyawa urine, gagal ginjal.
• Genital : terasa sakit, tegang.
• Liver : hepatomegali, sirosis.
• Mata :Ketidaknormalan lensa yang mengakibatkan gangguan penglihatan, kadang menyebabkan terganggunya lapisan retina dan dapat menimbulkan kebutaan.
• Ekstrimitas : Perubahan tulang – tulang terutama menyebabkan bungkuk, mudah terjangkit virus Salmonella, Osteomyelitis.
G. Diagnosa Keperawatan:
1. Perubahan perfusi jaringan b.d berkurangnya komponen selular yang penting untuk menghantakan oksigen murni ke sel.
2. Intoleransi aktivitas b.d tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplay oksigen.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang selera makan.
4. Koping keluarga inefektif b.d dampak penyakit anak terhadap fungsi keluarga.
H. Fokus intervensi
1. Tingkatkan oksigenasi jaringan, pantau adanya tanda – tanda hipoksia, sianosis, hiperventilasi, peningkatan denyut apex, frekwensi nafas dan tekanan darah.
2. Berikan periode istirahat yang sering untuk mengurangi pemakaian oksigen.
3. Pantau peggunaan produk darah, kaji tanda reaksi transfusi ( demam, gelisah, disritmia jantung, menggigil, mual, muntah, nyeri dada, urine merah / hitam, sakit kepala, nyeri pinggang, tanda – tanda shock / gagal ginjal ).
4. Pantau adanya tanda – tanda kelebihan cairan sirkulasi ( duispnea, naiknya frekwensi pernafasan, sianosis, nyeri dada, batuk kering )
5. Minimalkan atau hilangkan nyeri.
6. Cegah infeksi, kaji tanda infeksi, demam, malaise, jaringan lunak dan limfonodus meradang / bengkak.
7. Pantau tanda komplikasi : Kolaps vaskuler dan shock, splenomegali, infark tulang dan persendian, ulkus tungkai, stroke, kebutaan, nyeri dada, dispnea, pertumbuhan dan perkembagan yang tertunda.
8. Berikan penjelasan kepada anak sesuai usia dan tentang prosedur perawatan di rumah sakit.
9. Beri dukungan kepada anak dan keluarga.
10. Anjurkan anggota keluarga melakukan screening BBL dan anggota keluarga
9.
Teknik akupuntur :
sesesorang atau penderita thalasemia
melakukan terapi agar menghilangkan rasa keletihan.
10.
Obat –obatan herbal : Trypang ,
susu kambing ,.
ü
Trypang jadi glukosa pada tripang mampu mengatasi
tulang rapuh pada penderita thalasemia mayor .
ü
Susu kambing jadi pada susu
kambing ada kandungan besi fe , dalam 1 liter susu kambing segar terdapat 6 mcg
folat.
11.
Irk : Qs as jadaah ayat 32
·
Referensi :
ü
Buku ilmu penyakit dalam .
ü
Buku diagnose dan terapi
kedokteran
ü
HTA Indonesia -2010-pencegahan
thalasemia
ü
Read more : http://obat-alami.sedikitilmu.com/thalasemia-defenisi-penyebab-gejaladan-pengobatan/#ixzz2M5wzdM41.
ü 1.
Cecilly L Betz, Buku saku keperawatan pediatri, Ed 3. EGC Jakarta;2002
ü Doenges,
Moorhouse, Geissler, Rencana asuhan keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pesien. EGC Jakarta;2000. Mansjoer, Kapita selekta
kedokteran Ed 3, jilid 2 Media Aesculapius Jakarta : 1999